Riset: Orang Pintar Lebih Mudah Terpengaruh Stereotipe
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernah menyadari jika kamu terlalu cepat men-judge seseorang berdasarkan stereotipe? Jika iya, kamu punya kepintaran/kemampuan kognitif lebih tinggi dibandingkan yang gak men-judge.
Penemuan ini dipublikasikan oleh New York University di Journal of Experimental Psychology: General. Mereka menemukan bahwa orang yang lebih pintar cenderung lebih menerapkan stereotipe sosial dalam penilaian mereka. Untuk lebih lengkapnya, baca di sini ya!
1. Kemampuan kognitif superior sering dikaitkan dengan hasil yang positif seperti pencapaian/prestasi akademik dan kesupelan dalam bersosial
Itu disampaikan oleh David Lick selaku pemimpin penelitian dalam sebuah pernyataan. Meskipun begitu, penelitian ini menemukan bahwa kemampuan kognitif yang tinggi memiliki konsekuensi negatif – terutama, orang yang cepat menemukan pola pemahaman cenderung lebih cepat juga mengenal dan menerapkan stereotipe sosial.
2. Dalam penelitian ini, 1.257 orang diobservasi melalui alat survey “Mechanical Turk” milik Amazon
Ini adalah survey yang membayar mereka yang melakukannya dengan cara berkontribusi pada 6 eksperimen online yang dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitiannya. Salah satu jenis tesnya berisi wajah-wajah pria dengan lebar hidung berbeda dengan deskripsi perilakunya di masa lalu, misalnya: suka memberikan hadiah (baik) atau suka menertawakan orang berkebutuhan khusus (buruk).
Baca Juga: Ini Lho Alasannya Kenapa Orang Bisa Salah Memanggil Namamu
3. Para partisipan kemudian bermain uji online di mana mereka harus mengalokasikan uang untuk rekannya
Editor’s picks
Rekannya kemudian bisa membagi uang sesuai kehendaknya. Yang lebih penting, rekan yang ditampilkan memiliki avatar, yang kelebaran hidungnya dimanipulasi sedemikian rupa. Avatar yang memiliki hidung lebih lebar, dinilai secara mayoritas sebagai pemilik kebiasaan buruk, sehingga mereka mendapatkan kepercayaan uang yang lebih sedikit.
4. Yang lebih penting, mereka yang punya nilai terbaik dalam uji deteksi pola (dianggap berkemampuan kognitif tinggi) cenderung lebih termakan stereotipe soal orang lain
Meski begitu, orang-orang ini juga dengan cepat bisa merubah pemahaman stereotipe mereka jika ada informasi baru terkait stereotipe tersebut. Walaupun informasi baru itu berkontradiksi dengan informasi yang pertama.
5. Positifnya, orang-orang ini lebih baik dalam meralat stereotipe yang mereka pahami ketika mereka diberikan pola baru yang berlawanan dengan stereotipe yang sudah ada
Setidaknya itu menandakan bahwa mereka terbuka dengan informasi baru dan mau meralat, menurut salah satu peneliti, Jonathan Freeman. Penemuan mereka diharapkan mampu memperjelas deteksi pola untuk membantu mengurangi stereotipe sosial yang merusak.
Jadi, kalau kamu lebih pintar, menurut mereka, kamu lebih memungkinkan untuk menjudge orang berdasarkan stereotipe yang beredar. Namun kamu juga bisa dengan cepat mengubah opinimu jika ada bukti kuat informasi lain. Ada positif dan negatifnya lah, ya.
Kamu sendiri merasa mudah men-judge orang berdasarkan stereotipe yang beredar gak? Baik dari segi warna kulit, raut wajah, suku, agama ataupun daerah tempat tinggal?
Mulai kurangi dan sebisa mungkin hindari, ya. Setiap orang itu unik dengan caranya sendiri-sendiri, atributnya gak mendefinisikan mereka kok.
Baca Juga: Riset: Kita Lebih Kasihan ke Hewan daripada Manusia?