Dokter Bisa Mengirim Orang Hidup ke Kamar Mayat, Ini Alasan Ilmiahnya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah kamu mendengar tentang taphophobia? Ya, itu salah satu ketakutan dikubur dalam keadaan masih hidup. Wajar, karena itu menakutkan banget, tapi bukan berarti itu gak memungkinkan terjadi pada siapapun. Kok bisa? Baca selengkapnya di sini kenapa dokter bisa mengirim orang masih hidup ke kamar mayat!
1. Dokter biasanya yakin bila memutuskan bahwa seseorang sudah meninggal, tapi beberapa kasus menunjukkan bahwa keputusan dokter tersebut bisa saja salah
Menurut laporan koran Spanyol, La Voz de Asturias, seseorang telah dikirim ke kamar mayat untuk kemudian terdengar bahwa ia mengorok beberapa jam kemudian. Gonzalo Montola Jimenez, seorang narapidana daerah Asturias di Spanyol dinyatakan meninggal oleh 3 orang dokter. Ia sadar kembali beberapa saat sebelum waktu otopsinya, karena coretan tanda otopsi sudah dibubuhkan pada badannya. Untung saja ia menunjukkan tanda kehidupan sebelum diotopsi. Kenapa bisa begitu?
2. Keputusan 3 orang profesional yang keliru memang jarang didengar, tapi ini mungkin terjadi jika seseorang mengalami kondisi medis khusus
Rumah sakit terkait menyatakan pada siaran berita Spanyol Telecinco bahwa ini mungkin terjadi pada penderita Catalepsy. Menurut National Center for Biotechnology Information (NCBI), catalepsy adalah kondisi yang dikarakteristikkan dengan berkurangnya tingkat responsi pada stimulus dan kecenderungan untuk tertahan pada postur yang gak menunjukkan pergerakan.
Baca juga: Menurut Ahli Mikrobiologi, Ini Cara Terbaik untuk Mencuci Tanganmu
Editor’s picks
3. Catalepsy menyebabkan tanda vital seseorang seperti nafas dan denyut jantung menjadi sangat pelan sampai hampir gak terdeteksi, bahkan oleh dokter
Anggota badan penderita ini cenderung statis pada posisi terakhir mereka. Bahkan bisa disalahartikan sebagai rigormotis, yaitu tahap ketiga kematian. Inilah yang bisa mengelabui dokter saat memberikan penilaian serta keputusan meninggalnya seseorang.
4. Catalepsy bisa jadi salah satu efek dari epilepsi yang mengkhawatirkan
Narapidana dalam kasus yang disebutkan ternyata menderita epilepsi, sesuai laporan surat kabar setempat. Menurut keluarganya, kemungkinan Jimenez lupa meminum obat rutinnya karena segala ketidakpastian di dalam penjara. Menurut dokter, salah satu sebabnya juga karena otaknya sempat kekurangan oksigen beberapa saat.
Yang gak perlu kamu khawatirkan, pihak medis profesional sudah memiliki SOP khusus dalam memutuskan seseorang sudah meninggal atau belum. Belajar dari kasus ini, jangka waktu keputusan untuk penanganannya pun lebih dipertimbangkan. Yang jelas, sebagai yang sudah mengetahuinya sebaiknya mengingatkan perihal hal ini ketika seseorang diputuskan meninggal.
Baca juga: Ini Ternyata Cara Cepat untuk Buatmu Mengantuk Saat Susah Tidur