Ini 6 Bahan Kimia Paling Eksplosif Selain Nuklir yang Pernah Dibuat

Hati-hati kalau sampai kamu menemukannya

Jurusan Kimia dari British University pada tahun 2017 lalu dievakuasi karena ada mahasiswa yang membuat salah satu bahan kimia eksplosif, TATP, tri-cyclic acetone peroxide yang dibuat secara gak sengaja dalam eksperimen kimia. TATP juga dikenal dalam pengeboman ulah terorisme di beberapa gereja tahun 2018 lalu.

Terlepas dari itu, ada banyak lab di dunia yang memang melakukan desain dan membuat benda eksplosif, yang digunakan serta dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri. Berikut adalah 6 bahan kimia non-nuklir yang eksplosif lewat proses pelepasan gas.

1. TNT

Salah satu bahan kimia eksplosif paling diketahui adalah trinitrotoluene atau TNT yang digunakan banyak di video game dan film. Sering disalahsangkakan sebagai dinamit, mungkin karena dibingungkan oleh pemahaman umum apalagi lewat lagu AC/DC berjudul TNT dengan liriknya "I'm TNT. I'm dynamite."

TNT adalah benda padat kuning dan pertama diproduksi sebagai pewarna pada tahun 1863. Awalnya gak bisa meledak dengan spontan dan sangat mudah dalam penanganannya. Kemampuan ledaknya baru ditemukan 30 tahun kemudian oleh ahli kimia di Jerman, Carl Häussermann pada tahun1891.

2. TATP

Bahan kimia TATP termasuk dalam kelompok molekul bernama peroksida, yang terdiri dari ikatan oksigen-oksigen yang lemah serta gak stabil dan ini gak ditemukan di TNT. Ini berarti TATP jauh lebih gak stabil dan lebih memungkinkan untuk meledak secara spontan.

TATP juga disebut "Mother of Satan" (induk dari setan) karena bahannya lebih susah ditangani walaupun ledakannya "hanya" 80 persen dari kekuatan TNT. Ketukan atau getaran lembut sudah mampu membuat TATP meledak. TATP menarik banyak media karena mudah dibuat dan diasosiasikan dengan serangan teror seperti pengeboman London 7/7 pada tahun 2005. Bahan ini juga digunakan dalam bom Surabaya oleh teroris di beberapa gereja beberapa waktu lalu. Sungguh para teroris yang keji!

Baca Juga: Sosok Ini Jadi Firaun Wanita Pertama, Tapi Sejarahnya Berusaha Dihilangkan!

3. RDX

Bahan kimia yang satu ini adalah "nitrogen eksplosif", yang berarti ledakannya disebabkan karena adanya banyak ikatan nitrogen-nitrogen, bukan oksigen. Ikatan-ikatan ini sangat gak stabil karena atom nitrogen selalu berada bersama untuk memproduksi gas nitrogen karena ikatan tiga atom ada di gas nitrogen.

Semakin banyak ikatan nitrogen-nitrogen yang ada, maka semakin eksplosif RDX-nya. Karena TNT gak mengandung ikatan nitrogen-nitrogen yang gak stabil, RDX punya daya ledak lebih kuat. Seringkali dicampur dengan bahan kimia lain untuk menimbulkan efek berbeda, seperti membuatnya menjadi kurang sensitif dan gak meledak tiba-tiba. RDX sering digunakan untuk peledakan gedung yang sudah gak terpakai.

4. PETN

Salah satu bahan peledak kimia paling kuat yang kita tahu adalah PETN, yang mengandung kelompok nitro, serupa dengan yang ada di TNT dan nitroglycerin di dinamit. Namun dengan adanya lebih banyak kelompok nitro berarti ledakannya lebih kuat.

Walaupun ledakannya sangat kuat, bahannya susah dicari, jadi sering digunakan sebagai kombinasi TNT atau RDX. PETN banyak digunakan di Perang Dunia II. PETN memiliki tingkat racun rendah dan punya kemampuan medis sebagai vasodilator (mampu melebarkan pembuluh darah).

5. Aziroazide Azide

Salah satu peledak paling gak stabil berbasis nitrogen adalah aziroazide azide yang punya 14 atom nitrogen, dengan sebagian besarnya terikat satu sama lain dalam ikatan nitrogen-nitrogen yang gak stabil, akhirnya membuat sangat mudah meledak. Kamu gak akan menemukan molekul ini di alam karena ketidakseimbangannya yang luar biasa.

Bahan ini dibuat di lab penelitian Jerman oleh tim Thomas Klapötke pada tahun 2011. Menyentuh dan menangani bahan ini akan menciptakan panas dalam jumlah besar serta meledakkannya. Cara kerjanya adalah dengan ikatanyang rusak dan menyebabkan mereka berkembang cepat menjadi banyak molekul serta secara cepat mengembangkan gas nitrogennya.

6. Batu berukuran besar tertentu yang jatuh dari ketinggian tertentu

https://www.youtube.com/embed/TNtqFtWqPew

Batuan yang jatuh dapat meledak dengan kekuatan yang sangat hebat, dengan level hanya beberapa tingkat di bawah ledakan nuklir. Kekuatan yang dihasilkan oleh batu besar yang jatuh menciptakan gelombang kejut, yang dapat berdampak pada ratusan meter jauhnya, menurut sebuah penelitian terbaru. Terutama jika batu berukuran cukup besar tersebut jatuh dari ketinggian ratusan meter. Para ilmuwan memperingatkan bahwa peristiwa mematikan ini, yang di masa lalu meratakan ratusan pohon dengan hanya satu "ledakan", lebih umum daripada yang kita duga.

Para peneliti di University of Milano-Bicocca di Italia menyelidiki laporan tentang fenomena jatuhnya batuan ini selama lebih dari dua dekade. Mereka berusaha untuk mendokumentasi dan mencatat beberapa fenomena batu jatuh - yang jarang disaksikan oleh manusia - untuk pertama kalinya. Bisa jadi jika ada orang menyaksikannya tanpa persiapan, akan kecil kemungkinan selamat. Seperti longsor vertikal yang terjadi di beberapa tempat. Contoh pertama yang diketahui terjadi adalah di Taman Nasional Yosemite, California, pada Juli 1996, ketika dua batu bermassa besar jatuh setinggi 2.180 kaki (665 meter) dari Glacier Point. Fenomena ini masuk ke dalam daftar ini karena manusia mulai menggunakan efeknya setelah mengetahui potensinya.

Masih ada banyak bahan eksplosif kimia maupun ide mekanis dari manusia yang ada di dunia ini, baik dari hasil dari lab maupun industri. Supaya kamu gak khawatir, sebagian besar bahan eksplosif tersebut kecil kemungkinan menyebabkan kecelakaan tiba-tiba selain TATP. Selain itu kita juga bisa memprediksi dan menghindari reaksi yang bisa menyebabkan ledakannya. Selain itu, semoga bahan-bahan ini ke depannya tidak disalahgunakan lagi, termasuk untuk tidak terorisme.

Baca Juga: Mengenal TATP, “The Mother of Satan” yang Guncang Surabaya-Sidoarjo

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya