Ternyata Ada Senyawa Kimia Jahat dalam Minyak Wangi Kita

#SainSeru Ternyata bisa menyebabkan polusi

Zaman sekarang siapa yang bisa beraktivitas tanpa menggunakan pewangi badan? Tentu kemungkinannya sangat kecil, terlebih kalau kita sudah beranjak dewasa. Tapi sepertinya kita sudah harus mulai bijak menggunakan pewangi, bukan karena takut mengganggu kenyamanan hidung teman kalau berlebihan menggunakannya, tapi begini penelusuran ilmiahnya.

1. Tak ubahnya mobil dan truk. pewangi tubuh seperti deodoran, parfum dan sabun mengancam atmosfer

Ternyata Ada Senyawa Kimia Jahat dalam Minyak Wangi Kitanytimes.com

Riset mengejutkan yang terbit minggu lalu di Journal Science ini menguraikan kandungan pawangi dan sejenisnya yang berpotensi menyebabkan polusi. Pewangi tubuh seperti deodoran, parfum dan sabun, dinyatakan dapat mengotori udara tak ubahnya mobil dan truk di hari-hari ini.

Hasil riset tersebut menyimpulkan bahwa bahan kimia berbahan dasar minyak bumi yang terkandung di dalam parfum, cat dan produk konsumen sejenis lainnya, secara keseluruhan memancarkan polusi dalam bentuk Volatile organic compounds (V.O.C.s) atau senyawa organik yang mudah menguap, seperti yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.

V.O.C.s berinteraksi dengan partikel lain di udara kemudian membentuk gumpalan-gumpalan asap kabut, yakni ozon,  yang dapat memicu asma dan bekas luka di paru-paru secara permanen, juga menciptakan jenis polusi yang dikenal dengan PM2.5.

2. Terdapat polutan lembut yang tak nampak yang timbul dari semprotan deodoran atau secolek body lotion

Ternyata Ada Senyawa Kimia Jahat dalam Minyak Wangi Kitawomanaroundtown.com

Asap kabut tercemar (smog)  biasanya berasal dari kendaraan mobil, namun sejak tahun 1970-an, sudah diadakan regulasi guna mendorong produsen mobil untuk berinvestasi pada teknologi yang mampu mengurangi V.O.C. emisi dari mobil. Sehingga meningkatnya jumlah polusi udara yang disebabkan oleh pestisida dan poduk perawatan rambut misalnya, itu karena efek mesin mobil yang sudah dirancang sedemikian bersih. 

Penurunan sumbangan polusi dari kendaraan bermotor tersebut kemudian malah menggiring para ilmuwan melihat kemungkinan lain.Yaitu dengan meneliti polutan lembut yang tak nampak yang timbul dari semprotan deodoran atau secolek body lotion.

Brian C. McDonald, dari Institut Koperasi Riset Ilmu Lingkungan di Universitas Colorado, Boulder, yang memimpin penelitian ini menyatakan, bahwa penelitiannya terinspirasi dari pengukuran V.O.C.s di Los Angeles yang menunjukkan konsentrasi senyawa berbasis minyak bumi pada tingkat yang lebih tinggi dari sumber bahan bakar fosil saja. Konsentrasi etanol, misalnya, lima kali lebih tinggi dari yang diperkirakan. Dan tingkat itu meningkat seiring berjalannya waktu.

3. Semprotan minyak wangi kita ikut membentuk ozon

Ternyata Ada Senyawa Kimia Jahat dalam Minyak Wangi Kitanews.sky.com

Kalau dibandingkan kuantitas pemakaiannya, memang tak dipungkiri, bahan bakar kendaraan jauh lebih banyak kita pakai dibanding losion dan perawat kulit lainnya. Namun, Dr. McDonald dan Jessica B. Gilman, ahli kimia National Oceanic and Atmospheric Administration yang juga terlibat dalam penelitian tersebut menemukan perbedaan mencolok pada seberapa banyak polutan dari produk tersebut yang berakhir di udara.

Meskipun pengemudi menggunakan bergalon-galon bensin setiap minggunya, tapi itu disimpan di tangki kedap udara, terbakar menjadi energi, dan dikonversi terutama menjadi karbondioksida. Emisi karbondioksida tersebut tidak membentuk uap V.O.C.s, meskipun merupakan pendorong utama perubahan iklim.

"Tapi VOC yang digunakan dalam produk sehari-hari - meskipun hanya satu sendok teh atau satu dua semprotan - sebagian besar senyawa semacam itu pada akhirnya akan mengendap di atmosfer, di mana mereka dapat bereaksi dan berkontribusi terhadap pembentukan ozon berbahaya dan pembentukan partikel kecil," kata Dr. Gilman.

4. Sebanyak 40% bahan kimia yang ditambahkan ke dalam parfum mengendap di udara

Ternyata Ada Senyawa Kimia Jahat dalam Minyak Wangi Kitahousebeautiful.co.uk

Menurut penelitian mereka, terdapat 40% bahan kimia yang ditambahkan ke dalam produk tersebut mengendap di udara. Untuk membuat perhitungan, penulis penelitian membangun model komputer yang mensimulasikan kualitas udara di Los Angeles, lantas merancang data dari komposisi kimia dari barang/ produk konsumen dan emisi knalpot.

Dengan menggunakan model tersebut, mereka dapat melihat tanda senyawa kimia yang berasal dari produk perawatan pribadi dan juga memperkirakan berapa banyak V.O.C.s dari cet. Sekitar setengah dari V.O.C.s di udara Los Angeles dapat dikatakan terkati dengan produk konsumen.

Ravi Ramalingam, pemimpin consumer products and air quality efforts di California Air Company, mengatakan bahwa dia tidak terkejut bahwa cat dan parfum menghasilkan emisi yang lebih besar ketika mobil dan truk menjadi lebih ramah lingkungan.

Dia mengatakan agensinya sedang mensurvei susunan kimia sekitar 300.000 produk konsumen yang dijual atau digunakan di California, dan hasil awal  mununjukan  emisi dari produk tersebut lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, meskipun dengan jumlah yang lebih rendah daripada yang Dr. McDonald dan rekan-rekannya temukan. 

"Kami masih mencari peluang untuk mengurangi emisi dari produk konsumen," tambah Ramalingam.

California telah mengatur emisi dari produk konsumen sejak akhir 1980-an, dan peraturan federal telah mengikutinya, dengan menetapkan  batas emisi V.O.C untuk berbagai item, termasuk cat, pernis dan lak.

5. Sumber energi yang mengubah komposisi atmosfer

Ternyata Ada Senyawa Kimia Jahat dalam Minyak Wangi Kitakataeb.org

Konsumen yang peduli mungkin tergoda untuk beralih ke produk "alami", meskipun para periset mengatakan bahwa ini bukan obat penyembuhan. Misalnya, satu kelas senyawa yang disebut terpen memberi banyak produk pembersih berupa cemara atau bau jeruk. Terpen ini dapat diproduksi secara sintetis, atau alami dari jeruk.

Galina Churkina,  peneliti dari Yale School of Forestry and Environmental Studies yang tidak terlibat dalam riset Dr. Gilman mencatat, bahwa riset ini tidak mempertimbangkan emisi yang berkaitan dengan sumber biologis seperti pohon dan hewan. Ada puluhan ribu bahan kimia dalam produk konsumen, dan para periset belum menunjukkan bahan kimia mana yang paling mungkin membentuk partikel ozon atau PM2.5.

Kendati demikian, bagi Dr. Gilman, salah satu hal yang diharapkannya setidaknya masyarakat menyadari bahwa sumber energi dalam produk konsumen yang  kerap digunakan setiap hari itu mengubah komposisi atmosfer. Khususnya, yang mengandung V.O.C.s yang merupakan pengganti bahan kimia - chlorofluorocarbons / CFC- yang dilarang sejak 1980-an karena menipiskan lapisan ozon di bumi.

Bagi konsumen parfume yang mencari solusi yang lebih ramah lingkungan, Dr. McDonald menawarkan saran, yaitu dengan menggunakan sedikit mungkin produk-produk tersebut. Maka sepertinya kita harus mulai memberi perhatian khusus tentang parfum yang kita pakai. Demi bumi dan kesehatan kita sendiri.

Phenomena Watcher Photo Verified Writer Phenomena Watcher

A man. Rare information catcher. Say to me in : https://www.instagram.com/pemantix

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya