Pemuda Ini Bertahan Hidup Tanpa Jantung Lewat Alat di Dalam Ranselnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jantung memang merupakan organ penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa penderita penyakit jantung cukup mendominasi angka kematian. Menurut Lembaga Pengadaan Organ dan Transplantasi Jaringan di Amerika Serikat, rata-rata sekitar 22 orang meninggal setiap harinya saat menunggu donor jantung yang cocok.
Tapi langkah berbeda telah ditempuh oleh lelaki asal AS ini. Stan Larkin mampu bertahan hidup tanpa organ jantung dengan bantuan alat kedokteran di dalam ranselnya. Berikut kisah selengkapnya.
Ketika remaja, Stan Larkin didiagnosis mengidap kardiomiopati turunan
Kondisi Larkin diketahui pertama kali ketika ia mengalami pingsan secara tiba-tiba dalam permainan basket saat berumur 16 tahun. Larkin dilarikan ke Rumah Sakit dan melalui proses pemeriksaan. Barulah diketahui bahwa ia mengidap penyakit langka yang disebut familial cardiomyopathy, di mana jantung tak mampu lagi memompa darah secara normal ke seluruh tubuh.
Karena bersifat turunan, rupanya sang adik, Dominique, juga memiliki kondisi serupa. Demi menyambung hidup, kedua kakak beradik ini harus menunggu donor jantung bertahun-tahun. Pada tahun 2014, jantung Larkin dan Dominique akhirnya harus diangkat mengingat kedua sisinya tak mampu lagi bekerja secara normal.
Sebelum mendapat transplantasi jantung pada tahun 2016, Larkin bertahan 18 bulan dengan alat bantu Syncardia
Menunggu pendonor jantung memang memakan waktu bertahun-tahun, mengingat ada sekitar 4000 jiwa yang juga memiliki penyakit dengan organ tersebut. Untuk itu, fungsi jantung Larkin harus digantikan oleh Syncardia, sebuah mesin jantung buatan.
Dominique yang akan menerima transplantasi jantung lebih awal, memilih menggunakan Syncardia di Rumah Sakit selama beberapa pekan. Tapi tidak bagi Larkin, sebab ia harus menunggu satu tahun lagi untuk menerima transplantasi jantung.
Editor’s picks
Lelaki berusia 25 tahun ini pun memilih untuk dipasangi Syncardia portabel bernama driver portable Freedom supaya ia bisa leluasa membawanya dengan ransel kemana pun ia pergi.
Syncardia yang terpasang melalui dua tabung yang terhubung ke bawah tulang rusuknya itu berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh sebagaimana fungsi jantung.
Larkin menjadi orang pertama yang mampu hidup lama dengan perangkat jantung buatan, bahkan masih bisa bermain basket
Larkin memang ingin menggunakan mesin itu dalam kondisi normal daripada harus terbaring di rumah sakit. Tas ransel di punggung tak menghalangi aktifitasnya, bahkan ia masih sempat menyalurkan hobinya pada permainan basket.
Setelah 18 bulan bertahan hidup tanpa organ jantung, pada 9 Mei 2016, dokter di University of Michigan Frankel Cardiovascular Center akhirnya mengangkat perangkat jantung buatan pada tubuh Larkin karena donor jantung yang cocok sudah ditemukan.
Meski Larkin telah melakukan transplantasi jantung, ia harus ikhlas menerima ekspektasi hidup yang cuma 11 tahun
Dokter spesialis jantung yang menangani Larkin bersaudara, Jonathan Haft, mengatakan bahwa kelangsungan hidup rata-rata bagi pasien yang melakukan transplantasi jantung adalah sekitar 11 tahun. Di tengah kegembiraan mendapatkan donor jantung, kenyataan itu memang cukup memukul batin Larkin.
Memang masih ada kemungkinan lain, sebab fakta menunjukkan bahwa 50 persen dari mereka bisa hidup lebih lama dan separuhnya lagi bertahan hidup tak lebih dari 11 tahun. Menurut Dokter Haft, transplantasi jantung bukanlah upaya penyembuhan secara total, tapi hanya memperpanjang kesempatan hidup bagi pasien.
Melihat kisah Larkin, tentunya kita harus sangat bersyukur karena masih dianugerahi jantung yang sehat. Tinggal bagaimana kita menjaga fungsi organnya lewat pola makan dan gaya hidup sehat.
Refernsi: https://www.sciencealert.com/2016-man-lived-12-months-no-heart-syncardia-pump
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.