Tanaman Baru di Indonesia Ini Dinamai Anggrek Hantu. Kenapa, ya?

Anggrek ini merepresentasikan dunia kematian

Anggrek merupakan salah satu jenis bunga yang tumbuh di Indonesia dan dikenal dengan keindahannya. Tapi bagaimana bila ada jenis anggrek yang baru tumbuh di Indonesia ini sangat kontradiktif dengan anggrek pada umumnya? Inilah jenis anggrek baru yang tumbuh di Indonesia.

Bila anggrek pada umumnya berwarna indah dan wangi, anggrek ini justru beraroma busuk. Seperti dikutip dari laman Kompas, jenis anggrek baru ini ditemukan oleh taksonom dari Kebun Raya Purwodadi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Biolog Universitas Indonesia.

Anggrek baru ini diklaim termasuk ke dalam golongan holomikotropik, yakni tumbuhan yang menyukai lingkungan gelap, kemunculan yang tak dapat diduga dan tidak memiliki daun sehingga tidak bisa melakukan fotosintesis. Tapi anggrek ini bukan juga tak bersifat parasit. Selain itu anggrek ini menghasilkan aroma ikan busuk yang dapat mengundang serangga polinator. Anggrek jenis baru ini punya nama ilmiah Gastrodia bambu.

Gastrodia bambu ini memiliki bunga berbentuk lonceng dengan ukuran panjang hingga 2 c, dan lebar hingga 1,6 cm. Bunga ini didominasi warna cokelat gelap dengan bibir bunga berbentuk mata tombak memanjang bercorak jingga. Bunga ini juga tumbuh di tanah berserasah di bawah rumpun-rumpun bambu tua di ketinggian 800-900 mdpl.

Atas semua hal unik itu wajar bila anggrek ini dianggap merepresentasikan dunia kematian. Anggrek ini juga termasuk ke dalam golongan holomikotropik sehingga disebut anggrek hantu.

Meski demikian anggrek hantu ini dianggap menjadi tantangan besar dalam konservasi anggrek. Sebab untuk membudidayakannya dianggap sulit. Pasalnya anggrek ini sangat peka terhadap kekeringan, intensitas cahaya berlebih dan perubahan pada media tumbuh. Adanya gangguan sedikit saja pada habitatnya dikhawatirkan dapat mengganggu pertumbuhan populasi anggrek unik ini.

 

Rahardian Shandy Photo Verified Writer Rahardian Shandy

Rutin menulis sejak 2011. Beberapa cerpennya telah dibukukan dan dimuat di media online. Ia juga sudah menulis 4 buah buku non-fiksi bertema bisnis. Sementara buku fiksi pertamanya terbit pada 2016 lalu berjudul Mariana (Indie Book Corner).

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya