Mendeteksi Orang Depresi Ternyata Bisa dari Bahasa, Ini Caranya!

Kadang mereka tak bisa berteriak minta tolong

Beberapa yang tampak dari luar pada dirimu, bisa kurang lebih menggambarkan dirimu. Dari caramu bergerak dan tidur, hingga caramu berinteraksi dengan orang-orang di sekitarmu, depresi mampu mengubah segalanya. Bahkan terlihat dalam caramu berbicara dan mengekspresikan dirimu secara tertulis. Terkadang "bahasa depresi" ini bisa memiliki efek yang kuat pada orang lain. Lihat saja kasus dampak puisi dan lirik lagu Sylvia Plath dan Kurt Cobain, yang keduanya bunuh diri setelah menderita depresi.

Para ilmuwan telah lama mencoba untuk menjabarkan hubungan pasti antara depresi dan bahasa, apalagi teknologi mampu membantu kita mendalaminya dengan gambaran lengkap. Sebuah studi terbaru, yang diterbitkan dalam Clinical Psychological Science, kini telah meluncurkan sekelompok kata-kata yang dapat membantu memprediksi secara akurat apakah seseorang menderita depresi. Dilansir dari berbagai sumber, baca selengkapnya di sini!

1. Konten dari perbincangan atau percakapan dengan orang depresi itu cukup bisa terbaca polanya, saat sudah terbiasa

Mendeteksi Orang Depresi Ternyata Bisa dari Bahasa, Ini Caranya!readbrightly.com

Bahasa dapat dipisahkan menjadi 2 komponen: konten dan gaya. Isinya berhubungan dengan apa yang kita ungkapkan, yaitu: makna atau subjek pernyataan. Bukan hal yang mengejutkan bahwa mereka yang menderita gejala depresi menggunakan kata-kata yang berlebihan ketika menyampaikan emosi negatif. Dalam hal ini khususnya kata sifat negatif dan kata keterangan, seperti: "kesepian", "sedih" atau "menyedihkan".

Lebih menariknya lagi adalah penggunaan kata ganti. Dilansir dari iflscience, mereka yang memiliki gejala depresi, secara signifikan menggunakan kata ganti orang tunggal pertama, seperti: "aku", "diriku sendiri" dan “saya”. Secara signifikan mereka lebih sedikit menggunakan kata ganti orang kedua dan ketiga, seperti: "mereka", “orang-orang itu” atau "dia". Pola penggunaan kata ganti ini menunjukkan bahwa orang-orang dengan depresi lebih fokus pada diri mereka sendiri dan kurang terhubung dengan orang lain. Para peneliti melaporkan bahwa kata ganti sebenarnya lebih bisa diandalkan dalam mengidentifikasi depresi, daripada kata-kata emosi negatif.

Banyak orang tahu bahwa merenung (berkutat pada masalah pribadi) dan isolasi sosial adalah karakteristik umum depresi. Namun, para ahli belum tahu apakah temuan ini mencerminkan perbedaan dalam tingkat perhatian atau gaya berpikir. Apakah depresi menyebabkan orang fokus pada dirinya sendiri atau apakah orang yang fokus pada dirinya sendiri menyebabkan gejala depresi?

2. Gaya bahasa lebih berhubungan dengan bagaimana kita mengekspresikan diri kita, tidak terlalu menggambarkan konten yang kita ungkapkan

Mendeteksi Orang Depresi Ternyata Bisa dari Bahasa, Ini Caranya!time.com

Laboratorium para ahli dalam penelitian yang bersangkutan baru-baru ini melakukan analisis teks data besar dari 64 forum kesehatan mental online yang berbeda. Mereka memeriksa lebih dari 6.400 anggota. "Kata-kata absolut”, yang menyampaikan besaran atau probabilitas absolut, seperti: "selalu", "tidak ada" atau "sepenuhnya" - ditemukan menjadi penanda depresi yang lebih pasti bagi forum kesehatan mental, dibandingkan kata ganti atau kata-kata emosi negatif.

Sejak awal, para ahli telah memperkirakan bahwa orang-orang dengan depresi akan memiliki pandangan yang lebih saklek hitam dan putih dari dunia. Ternyata benar bahwa hal tersebut akan terwujud dalam gaya bahasa mereka. Dibandingkan dengan 19 forum kontrol yang berbeda (misalnya, Mumsnet dan StudentRoom), prevalensi kata-kata absolutis adalah sekitar 50 persen lebih besar dalam forum kecemasan dan depresi, serta sekitar 80 persen lebih besar untuk forum kecenderungan bunuh diri.

Penelitian yang dilakukan juga mencakup forum pemulihan, di mana anggota yang merasa mereka telah pulih dari depresi akan menulis postingan positif dan mendukung pemulihan mereka. Di sini para ahli menemukan bahwa kata-kata emosi negatif digunakan pada tingkat yang terkontrol (rendah), sementara penggunaan kata-kata emosi positif meningkat sekitar 70 persen. Namun demikian, prevalensi kata-kata absolut tetap lebih besar daripada kata-kata yang terkontrol, tetapi sedikit lebih rendah daripada yang terjadi di forum kecemasan dan depresi.

Baca juga: Ternyata Pemimpin yang Terlalu Pintar Itu Dianggap Kurang Efektif

3. Memahami bahasa depresi tidak hanya dapat membantu kita memahami cara mereka dengan gejala depresi berpikir, tapi juga sekaligus memiliki implikasi praktis

Mendeteksi Orang Depresi Ternyata Bisa dari Bahasa, Ini Caranya!technologyreview.com

Para peneliti menggabungkan analisis teks otomatis dengan teknologi pembelajaran mesin (komputer yang dapat belajar dari pengalaman, tanpa diprogram) untuk menglasifikasikan berbagai kondisi kesehatan mental dari contoh teks bahasa alami, seperti postingan blog.

Metode klasifikasi seperti ini sudah melebihi yang bisa dilakukan oleh terapis terlatih. Yang penting, klasifikasi pembelajaran mesin hanya akan meningkat seiring dengan lebih banyak data yang disediakan dan pengembangan algoritma yang lebih canggih. Ini melampaui teknik sekadar melihat pola absolutisme, negativitas dan kata ganti sebagaimana sudah dibahas. Banyak penelitian telah mulai menggunakan komputer untuk secara akurat mengidentifikasi subkategori masalah kesehatan mental yang semakin spesifik, seperti: perfeksionisme, masalah harga diri dan kecemasan sosial.

4. Saat ini, metode analisis teks komputer memungkinkan pemrosesan bank data yang sangat besar hanya dalam hitungan menit

Mendeteksi Orang Depresi Ternyata Bisa dari Bahasa, Ini Caranya!theconversation.com

Terlepas dari itu semua, tentu saja mungkin bagi siapa pun untuk menggunakan bahasa yang terkait dengan depresi tanpa benar-benar mengalami depresi. Pada akhirnya, yang kamu rasakan sepanjang waktu adalah yang paling menentukan apakah kamu menderita depresi atau tidak. Namun karena World Health Organisation (WHO) memperkirakan bahwa lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia kini hidup dengan depresi (peningkatan lebih dari 18 persen sejak tahun 2005), memiliki lebih banyak alat yang tersedia untuk mengenali kondisi ini tentu penting untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah kasus bunuh diri tragis, seperti yang terjadi pada Plath dan Cobain.

Mendeteksi Orang Depresi Ternyata Bisa dari Bahasa, Ini Caranya!refinery29.com

Secara tradisional, analisis linguistik di bidang ini telah dilakukan oleh para ahlinya. Dengan adanya teknologi terkini untuk mengidentifikasi gaya dan teknik berbahasa seseorang, ini dapat membantu menemukan fitur linguistik yang mungkin dilewatkan manusia biasa. Teknologi terkini telah mampu menghitung persentase prevalensi kata dan kelas kata, keragaman leksikal, panjang kalimat rata-rata, pola gramatika, dan banyak metrik lainnya. Tanpa teknologi tersebut pun, hanya dari penjelasan identifikasi konvensional, apakah kamu termasuk memiliki depresi? Atau kamu kenal orang yang seperti demikian? Segera cari penyelesaiannya atau minta bantuan ke ahlinya ya, demi kepentinganmu sendiri.

Baca juga: Rasa Pesimis Tertentu Bisa Berdampak Positif untuk Hidupmu Lho!

Topik:

Berita Terkini Lainnya