Mengenal Kontroversi Pap Smear untuk Mencegah Kanker Serviks

Benarkah tiap wanita perlu melakukannya?

Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai oleh wanita karena itu menjadi salah satu kanker penyebab kematian tertinggi pada wanita Indonesia, sama dengan kanker payudara. Salah satu cara mendeteksinya adalah dengan cara pap smear. Masalahnya gak semua wanita diperbolehkan menjalani pap smear oleh dokter, padahal banyak yang mengatakan bahwa tes tersebut perlu dijalani oleh semua wanita. Kenapa? Bukannya justru bisa menjadi jalan berkurangnya risiko kematian akibat kanker serviks? Baca selengkapnya disini!

Kanker serviks bisa segera diantisipasi dengan melakukan pap smear, sebelum semuanya terlambat.

Mengenal Kontroversi Pap Smear untuk Mencegah Kanker Serviksreference.com

Pap smear adalah sebuah uji medis yang dapat memeriksa kondisi sel-sel pada serviks (leher rahim) dan vagina. Melalui pemeriksaan rutin, perubahan sel-sel yang mungkin bisa berkembang menjadi kanker atau sudah menjadi kanker, bisa terdeteksi. Tujuan utama Pap smear tentunya untuk mendeteksi sedini mungkin kemungkinan tersebut, sehingga jika pun ada potensi kanker, bisa segera ditangani. Untuk lebih akurat, sebaiknya dua hari sebelum menjalani tes, jangan berhubungan intim, jangan mengonsumsi obat-obatan vaginal, jangan gunakan spermisida dan jangan dalam periode menstruasi.

Rekomendasi dokter memang menganjurkan pap smear dilakukan hanya untuk wanita yang aktif secara seksual, terutama yang sudah menikah.

Mengenal Kontroversi Pap Smear untuk Mencegah Kanker Serviksmamamia.com.au

Pap smear bisa dilakukan dengan rekomendasi dokter. Umumnya, dokter akan “memperbolehkan” setiap wanita yang aktif secara seksual untuk mulai melakukan tes ini dan seringkali wanita yang belum aktif secara seksual gak diperbolehkan melakukannya. Secara usia biasanya disarankan untuk yang berusia di atas 21 tahun hingga 65 tahun. Periode yang dianjurkan adalah setiap 3 tahun sekali. Namun, tanpa memandang usia, frekuensi akan harus lebih sering dilakukan jika ada risiko khusus seperti: ada sel-sel potensi kanker, infeksi HIV, infeksi HPV, paparan Dietilstillbestrol (DES) ataupun sistem kekebalan tubuh melemah akibat transplantasi organ/kemoterapi/kortikosteroid.

Baca Juga: Ini Penyebab dan Pencegahan Kanker Serviks, Penyakit yang Dialami Julia Perez

Proses pap smear gak perlu terlalu ditakutkan, tapi risikonya dalam merenggut "keperawanan" wanita itu yang menjadikan banyak kekhawatiran dan kontroversi.

Mengenal Kontroversi Pap Smear untuk Mencegah Kanker Serviksobgynpavilion.com

Dalam menjalani tes pap smear, kamu akan berbaling telentang di meja khusus dengan posisi lutut ditekuk, tumitmu akan diistirahatkan pada alat disebut stirrups. Secara lembut, dokter akan masukkan alat bernama spekulum ke dalam vaginamu. Dokter akhirnya mengambil sampel sel serviks. Inilah yang berisiko merobek selaput daramu dan di sini lah letak kontroversinya.

Mengenal Kontroversi Pap Smear untuk Mencegah Kanker Serviksreference.com

Sebagian budaya dan adat di Indonesia masih “mendewakan” keperawanan yang dilihat hanya dari utuh tidaknya selaput dara. Sehingga banyak personil medis yang gak bersedia melakukan tes pap smear padamu, jika kamu belum menikah ataupun belum pernah melakukan aktivitas seksual. Padahal risiko kanker serviks gak hanya menghantui mereka yang sudah melakukan aktivitas seksual.

Ketidakbolehan pap smear untuk wanita belum aktif secara seksual ataupun belum menikah utamanya karena persoalan budaya dan adat, padahal kanker serviks juga bisa disebabkan faktor genetis dan non-infeksi HPV lainnya.

Mengenal Kontroversi Pap Smear untuk Mencegah Kanker Serviksicytology.wordpress.com

Umumnya kanker serviks memang disebabkan oleh infeksi HPV, tapi masih ada kemungkinan kecil bahwa penyebabnya tanpa infeksi HPV. Oleh karena itu sebenarnya pernah melakukan aktivitas seksual seharusnya gak menjadi persyaratan mutlak untuk pap smear, karena salah satu penyebab kanker serviks bisa saja dari faktor genetis. Hasil survey dari The 6th Asia Pasific Conference on Reproductive and Sexual Health and Rights (APCRSHR) pada Bulan Oktober 2011 mengatakan bahwa mereka yang belum menikah namun meminta tes pap smear sering dihakimi oleh para personil medis maupun pasien lain bahwa ia sudah gak perawan (ditambah secara gak sah), jadi ini murni karena masalah budaya dan adat.

Mengenal Kontroversi Pap Smear untuk Mencegah Kanker Servikshindustantimes.com

Jadi, pap smear sebenarnya perlu dilakukan oleh semua wanita terutama yang aktif secara seksual, tapi juga perlu dilakukan oleh wanita yang berisiko kanker serviks secara genetis walaupun belum aktif secara seksual. Tak perlu pikirkan pandangan orang, jika dengan melakukan pap smear mampu melegakan kekhawatiran dan ketakutanmu. Kamu yang paling berhak atas tubuhmu dan kesehatanmu, bukan orang lain. Toh semua untuk kebaikanmu sendiri, sebelum terlambat.

Baca Juga: Datang Diam-diam, 10 Fakta Kanker Serviks Ini Perlu Kamu Ketahui dari Sekarang

Topik:

Berita Terkini Lainnya