Rasa Pesimis Tertentu Bisa Berdampak Positif untuk Hidupmu Lho!

Ternyata gak selalu buruk

Kamu pasti sering mendengar perkataan bahwa segala sesuatu akan terjadi dengan baik kalau kamu percaya memang akan terjadi seperti itu. Banyak sekali sumber informasi di mana-mana menyampaikan berbagai manfaat berpikir positif. Yang sangat langka disampaikan adalah manfaat positif dari rasa pesimis dan berpikir negatif. Ya, dilansir dari Popular Science, rasa pesimis tertentu bisa berdampak positif untuk hidupmu lho!

1. Pesimis bukan hanya soal berpikir negatif, penelitian kepribadian mengungkap bahwa itu tergantung dari sudut pandang kita terhadap suatu hasil dan ada pesimis yang baik

Rasa Pesimis Tertentu Bisa Berdampak Positif untuk Hidupmu Lho!unsplash.com/Ayo Ogunseinde

Bisa juga dilihat dari bagaimana kamu membayangkan kejadian selanjutnya di masa depan. Optimis cenderung lebih sering berekspektasi hasil yang bagus, sementara pesimis berekspektasi hasil yang negatif lebih sering.

Ada jenis pesimis yang bagus yaitu “pesimis defensif” yang membawa pemikiran negatif pada tingkat dan pemahaman baru. Malah tipe pesimis ini diteliti gak hanya bisa menyukseskan orang yang bersangkutan, tapi bisa membawa pada imbalan yang gak terduga. Meski begitu, bentuk pesimis lain, yang cenderung menyalahkan hal/orang lain atas hasil negatif, punya lebih banyak efek buruk.

2. Pesimisme defensif adalah salah satu bentuk strategi terampuh untuk mengatasi dan mengelola kecemasan seseorang

Rasa Pesimis Tertentu Bisa Berdampak Positif untuk Hidupmu Lho!unsplash.com/Hermes Rivera

Bagi beberapa orang dengan kecemasan akut, jika mereka gak mampu melakukan defensif pesimis ini, malah bisa membuat mereka menjauh dari tujuan mereka, bukan berusaha mencapainya.

Faktor krusialnya adalah menetapkan ekspektasi rendah untuk hasil dari rencana/situasi tertentu — seperti membayangkan bahwa kamu gak akan diterima setelah wawancara kerja — sekaligus membayangkan kemungkinan detail kesalahan yang bisa kamu perbuat. Ini memberi pesimisme defensif/antisipasi rencana tindakan untuk memastikan bahwa setiap keburukan yang dibayangkan tidak akan benar-benar terjadi, seperti berlatih sebaik mungkin untuk wawancara dan tiba di sana lebih awal.

Baca juga: Pecinta Kopi atau Teh, Mana yang Kepribadiannya Lebih Baik?

3. Pesimisme defensif juga sangat terasa manfaatnya dalam kinerja seseorang atau ketika menunggu pengumuman suatu hasil

Rasa Pesimis Tertentu Bisa Berdampak Positif untuk Hidupmu Lho!unsplash.com/Krists Luhaers

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ini semua berhubungan dengan mood negatif. Ketika diminta untuk berada dalam suasana hati yang baik, para orang dengan “pesimisme defensif” berkinerja buruk pada serangkaian teka-teki kata. Namun, ketika mereka berada dalam suasana hati yang buruk, dengan diinstruksikan harus membayangkan skenario kemungkinan memiliki hasil jelek, mereka tampil secara signifikan lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memanfaatkan suasana negatif mereka untuk memotivasi diri mereka, agar bisa tampil lebih baik.

Pesimisme juga dapat lebih bermanfaat daripada optimisme dalam situasi di mana kamu menunggu berita/pengumuman tentang hasil dan tidak ada kesempatan maupun faktor lain untuk mempengaruhinya (seperti menunggu hasil wawancara kerja). Bagi para optimis, ketika hasilnya tidak sebagus yang diharapkan, mereka akan terpukul lebih parah dan mengalami kekecewaan serta suasana hati negatif yang lebih akut, daripada para pesimis defensif.

4. Ternyata pesimisme negatif juga berpengaruh terhadap kesehatan dan perilaku dalam menjaganya

Rasa Pesimis Tertentu Bisa Berdampak Positif untuk Hidupmu Lho!unsplash.com/Jonathan Perez

Strategi para pesimis defensif untuk mencegah terjadinya hasil negatif juga bisa membawa banyak sekali manfaat kesehatan. Walaupun orang tipe ini akan cenderung lebih khawatir tertular saat ada wabah, mereka juga cenderung lebih melangkah lebih jauh dalam mencegahnya, misalnya dengan selalu menjaga kebersihan dan beraktivitas yang sehat.

Ketika para pesimis terserang penyakit kronis, pandangan negatif mereka tentang masa depan bisa lebih realistis dan memunculkan perilaku yang para ahli medis menyarankan memilikinya. Optimis cenderung berpikir bahwa mereka akan sembuh, sehingga mereka akan semangat menjalani proses pengobatan demi kesembuhan. Sedangkan pesimis cenderung berpikir bahwa mereka akan susah sembuh dan penyakitnya akan bertambah parah. Sehingga ketika mereka tahu bahwa nanti rasa sakitnya akan lebih parah, mereka akan mampu menahan rasa sakit saat ini lebih baik dari para optimis. Semua ada kurang dan lebihnya.

Rasa Pesimis Tertentu Bisa Berdampak Positif untuk Hidupmu Lho!unsplash.com/Andrew Neel

Perbedaan utama dari pesimisme defensif dengan banyak orang yang suka berpikiran negatif, misalnya yang memang terbiasa cemas atau depresi, adalah cara mereka mengatasi masalah. Ketika orang berpikiran negatif cenderung menghindari permasalahan yang ada, pesimis defensif akan mengambil langkah ekstra menggunakan ekspektasi negatif mereka, untuk lebih antisipatif dan siap dengan hasil yang akan datang.

Baca juga: Ternyata Pemimpin yang Terlalu Pintar Itu Dianggap Kurang Efektif

Topik:

Berita Terkini Lainnya