Menurut Sains, Mengurangi Kalori Bisa Menunda Penuaan Lho

#SainSeru Berani gak nih kurangi kalori mulai dari sekarang?

Beberapa orang sengaja mengurangi kalori makan untuk menjaga berat badan atau menjaga pola hidup sehat. Namun bukan hanya sebagai diet, mengurangi kalori dari makanan yang dikonsumsi ternyata juga dapat menunda penuaan menurut studi terbaru.

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi antara mengurangi jumlah kalori makan dengan tingkat harapan hidup seseorang. Dilansir dari situs Livescience.com, berikut penjelasan tentang hasil penelitian tersebut.

1. Mengurangi kalori berarti juga mengurangi "stres oksidatif" sehingga kerusakan sel dan organ dalam tubuh dapat dihindari

Menurut Sains, Mengurangi Kalori Bisa Menunda Penuaan Lhodavinadiaries.com

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cell Metabolism pada tanggal 22 Maret 2018, peneliti menemukan bahwa metabolisme yang lambat akan mengarah pada "stres oksidatif" yang lebih sedikit, yang pada gilirannya dapat menghindari kerusakan pada sel dan organ dalam tubuh.

Orang dalam penelitian ini mengurangi kalori harian sebesar 15 persen selama dua tahun. Mereka memiliki metabolisme lebih lambat, yang merupakan tanda bahwa tubuh menggunakan energi lebih efisien. 

 

2. Pembatasan kalori yang berkelanjutan selama beberapa tahun dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis dan memperpanjang hidup

Menurut Sains, Mengurangi Kalori Bisa Menunda Penuaan Lhothewholejourney.com

Leanne Redman seorang profesor di Pennington, Pusat Penelitian Biomedis di Louisiana State University, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pembatasan kalori yang berkelanjutan selama beberapa tahun dapat membantu mengurangi risiko untuk penyakit kronis dan memperpanjang hidup.

Namun, penelitian ini hanya berlangsung dua tahun sehingga para peneliti tidak bisa mengatakan apakah pembatasan kalori benar-benar dapat mengurangi risiko penyakit terkait usia atau memiliki angka harapan hidup lebih lama secara berkelanjutan. Studi untuk jangka waktu lebih lama diperlukan untuk menentukan hal ini.

3. Mereka yang mengurangi kalori harian tidak mengalami efek berbahaya, malah dapat meningkatkan suasana hati dan kualitas hidup

Menurut Sains, Mengurangi Kalori Bisa Menunda Penuaan Lhocosmopolitan.fr

Peneliti memeriksa efek pembatasan kalori pada 53 pria dan wanita sehat berusia 21-50 tahun. Para peserta secara acak ditugaskan ke kelompok pembatasan kalori dan kelompok kontrol yang memakan apa yang mereka inginkan. Mereka yang berada di kelompok pembatasan kalori kehilangan hampir 20 lbs atau rata-rata sekitar 9 kg selama dua tahun, sementara mereka dalam kelompok kontrol mempertahankan berat badannya.

Untuk melihat perubahan dalam metabolisme peserta, para peneliti menggunakan "ruang metabolik," yang merupakan ruang tertutup sehingga dapat secara tepat mengukur jumlah kalori yang dibakar.

Mereka yang berada dalam kelompok pembatasan kalori tidak mengalami efek berbahaya. Mereka tidak mengalami anemia, mengalami kerusakan tulang, atau mengalami gangguan menstruasi pada wanita. Terlebih lagi, mereka benar-benar mengalami perbaikan dalam suasana hati dan kualitas hidup.

4. Menurunkan tingkat obesitas, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2 bisa dilakukan dengan mengurangi kalori disertai olahraga

Menurut Sains, Mengurangi Kalori Bisa Menunda Penuaan Lhoatleticalive.it

Dr. Luigi Fontana seorang profesor penelitian kedokteran di Washington University menyebutkan bahwa 70 persen orang Amerika yang mengalami obesitas, penyakit jantung, bahkan diabetes tipe 2 bisa melakukan diet dengan cara mengurangi jumlah kalori secara berkelanjutan dengan disertai olahraga.

Hasil dari studi ini bisa menjadi permulaan untuk melakukan penelitian lanjutan. Peneliti bisa melihat efek pembatasan kalori bersama dengan mengkonsumsi zat tertentu seperti makanan dengan antioksidan atau resveratrol (senyawa yang ditemukan dalam anggur merah) untuk penelitian selanjutnya.

 

Fajar Laksmita Photo Verified Writer Fajar Laksmita

a cup of coffee and some cookies

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya