Benarkah Kesepian Dapat Menurunkan Fungsi Otak? Berikut Kata Peneliti

#SainSeru Yang hobi sendirian, hati-hati ya...

Karakter atau sifat manusia memang tidak mungkin dapat diseragamkan. Ada beberapa orang yang suka dengan keramaian, melakukan berbagai hal wajib dengan teman-teman. Namun ada juga beberapa yang lebih suka menyendiri dan melakukan banyak hal tanpa merasa wajib untuk ditemani oranglain. Orang-orang tersebut sebetulnya rentan dihinggapi perasaan kesepian.

Tak hanya faktor karakter, ada pula beberapa orang yang hari-harinya selalu dihabiskan dengan bersenang-senang, bercengkrama dan melakukan hal menarik lainnya bersama orang lain, namun ternyata kurang beruntung karena sebetulnya ia masih merasa kesepian.

Kesepian memang memiliki pengertian yang abstrak karena didasarkan pada perasaan subjektif. Terkadang banyak orang-orang yang tak tahu pasti apa yang menyebabkan hatinya merasa kosong dan sepi, padahal sudah berusaha menjalani hidup yang bahagia.

Sering pula kita jumpai, kesepian dijadikan topik untuk suatu candaan bagi banyak orang seperti di sosial media. Namun, tahukah kamu kalau ternyata rasa kesepian memiliki dampak yang cukup serius lho bagi kesehatan manusia! Berikut penelitiannya dikutip dari Sciencedaily.com dan berbagai sumber lain.

1. Kesepian dapat menurunkan fungsi otak atau demensia (Alzheimer)

Benarkah Kesepian Dapat Menurunkan Fungsi Otak? Berikut Kata Penelitidramabeans.com

Tahun 2014 silam, sebuah penelitian dari Ohio State University menemukan fakta bahwa pada penderita kanker yang mengalami kesepian tingkat tinggi, mereka mengalami kesulitan konsentrasi yang teramat dan juga memori yang sangat buruk. Tidak hanya itu, penelitian berlanjut pada orang yang merasa terisolasi/ kesepian yang tidak mengidap kanker.

Saat diminta untuk mengisi kuesioner, beberapa tahap penelitian dari dua kelompok tersebut memiliki hasil yang konsisten. Yakni, munculnya masalah perhatian, konsentrasi dan daya ingat. Orang-orang dengan tingkat kesepian tinggi rata-rata akan sulit dalam mengatur fokus mereka. Mereka juga cenderung mudah melupakan sesuatu karena penurunan daya ingat.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada perbandingan fungsi otak dari orang-orang yang merasa terisolasi oleh lingkungan dengan mereka yang tidak. Sedangkan orang-orang yang tidak terlalu kesepian rata-rata tak memiliki masalah konsentrasi yang serius. Ini menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara rasa kesepian dengan kesehatan otak.

 

2. Mempelajari hubungan antara isolasi sosial yang dirasakan dengan aktivitas otak

Benarkah Kesepian Dapat Menurunkan Fungsi Otak? Berikut Kata Penelitixsmlfashion.com

Studi lain yang mendukung juga datang dari University of Chicago. Dalam penelitian kali ini, periset juga melibatkan kemajuan iptek untuk mengetahui bagimana aktifitas otak pada orang-orang yang kesepian, dengan menggunakan pemindaian fMRI (alat pengukuran aktifitas otak).

Para peneliti menemukan bahwa ventral striatum (suatu wilayah otak yang berhubungan dengan rasa penghargaan) jauh lebih teraktivasi pada orang yang tidak kesepian ketika mereka melihat gambar orang dalam suasana yang menyenangkan. Sebaliknya, persimpangan temporoparietal (suatu wilayah pada otak yang menciptakan empati) jauh lebih tidak aktif pada orang yang kesepian ketika melihat gambar orang-orang dalam suasana yang tidak menyenangkan.

Peneliti menjelaskan bahwa, hal ini terjadi karena orang-orang yang kesepian cenderung merasa nyaman dengan hal-hal yang bersifat non-sosial dibandingkan yang bersifat sosial, itu sebagai akibat dari perasaan bahwa mereka dipinggirkan oleh lingkungan.

3. Kesepian sama bahayanya dengan merokok 15 batang sehari lho!

Benarkah Kesepian Dapat Menurunkan Fungsi Otak? Berikut Kata Penelitidramabeans.com

Sebuah laporan juga mengatakan bahwa kesepian dapat mengancam panjang umur seseorang. Para peneliti di Universitas Brigham Young menganalisis data yang berasal dari 70 penelitian dan menemukan bahwa perasaan kesepian meningkatkan risiko kematian dini sekitar 30 persen, baik bagi orang-orang yang merasa kesepian (walaupun sebenarnya ia berada dalam keramaian) atau bagi mereka yang kesepian karena pilihan (menyukai kesendirian).

Bahkan, para ilmuwan menemukan dalam penelitian sebelumnya bahwa merasa kesepian sama berbahayanya dengan merokok 15 batang sehari.

Sebaliknya, orang-orang yang memiliki hubungan yang penting dan bermakna dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mengurangi stres. Itulah mengapa orang dengan tingkat kesepian rendah dinilai berpeluang memiliki umur yang lebih panjang.

4. Masalah mengenai hubungan sosial merupakan hal yang serius

Benarkah Kesepian Dapat Menurunkan Fungsi Otak? Berikut Kata PenelitiPinterest.com/zoegamez

Seorang profesor psikologi bernama Tim Smith menjelaskan bahwa saat ini lebih banyak orang hidup sendiri dibandingkan waktu lain dalam sejarah yang pernah tercatat. Ahli lainnya, Holt-Lunstad mengatakan bahwa masyarakat harus menganggap kesepian ini serius sebagai masalah kesehatan. Karena tidak tanggung-tanggung, hal tersebut berakibat pada peningkatan risiko kematian.

Merupakan suatu hal yang penting untuk kita memikirkan, bagaimana cara agar tetap berhubungan baik dengan sosial untuk meminimalisir risiko dari kesepian. Walaupun menghilangkan rasa kesepian itu sulit, namun selalu percaya bahwa masih banyak orang yang mau menemani kita.

Selain itu, sendiri juga tidak selalu berarti kesepian. Dengan mencurahkan cinta kasih pada sekitar, kita tetap bisa merasa tak kesepian. Yakin saja, masih ada banyak jalan untuk menapatkan kebahagiaan dari lingkungan.

Nah, ini juga merupakan tugas buat kita guys, untuk lebih peka dan berempati pada lingkungan kita. Jangan sampai, kita tidak peduli bahkan menertawakan orang-orang disekitar kita yang terlihat kesepian. Itulah beberapa penjelasan mengenai bahaya dari kesepian. Semoga bermanfaat!

Sinta Wijayanti Photo Verified Writer Sinta Wijayanti

“Failure is a feeling long before it becomes an actual result." -Michelle Obama

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya